Pemain Biola Dunia
Daftar pemenang wanita
Itzhak Perlman muncul di banyak acara TV
Itzhak Perlman muncul dalam segudang film dokumenter musik yang mengikuti pertunjukan musiknya dan saat ia mengajar. Selain itu, Perlman juga muncul di TV, seperti acara Sesame Street. Dalam episode ini, Perlman bekerja sama dengan Oscar the Grouch. Itu sebabnya Perlman menjadi musisi yang dicintai oleh semua orang dari segala usia dan latar belakang.
Perlman juga tampil di The Tonight Show, The Late Show with David Letterman, dan di The Late Show with Stephen Colbert, di mana dia menampilkan medley dua lagu dengan Jon Batiste. Serunya lagi, Perlman muncul di acara memasak, "Artist's Table" karya Jacques Pépin, di situ dia berbagi kecintaannya pada makanan dan musik.
Sepanjang film dokumenter "Itzhak" tahun 2017, Toby dan Itzhak Perlman memperjelas satu hal. Musik dapat menggerakkan dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Perlman pun tidak pernah menganggap musik sebagai pekerjaan. Dia juga merasa cukup beruntung karena dapat merasakan dan menyampaikan begitu banyak hal melalui musik.
Baca Juga: Musik Tradisional: Ciri-ciri, Fungsi, dan Contoh Alat Musik
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
adalah salah satu sebutan untuk pemain biola atau violin.
. Banyak violinist diluaran sana. Mulai dari dunia belahan barat sampai timur, dari belahan utara maupun belahan selatan. Namun, tak perlu jauh-jauh ke penjuru dunia, di negara tercinta kita ini banyak sekali violinist yang berbakat. Mulai dari yang muda sampai tua baik itu laki-laki maupun perempuan semuanya memiliki bakat serta keterampilan yang berbeda-beda dalam bermain biola.
Diantara violinist-violinist tersebut pastinya adalah yang memiliki kemampuan lebih yang jarang dimiliki oleh banyak orang. Siapa sajakah pemain biola terbaik asal Indonesia yang siap atau bahkan sudah Go Internasional? Mari kita bahas satu persatu.
(lahir di Batavia, Hindia Belanda (sekarang Jakarta), 7 Juni 1938 – meninggal di Cimanggis
Depok, 28 April 2014 pada umur 75 tahun) adalah seorang pemain biola berkebangsaan
ndonesia. Ia adalah anak dari pemain biola Orkes RRI Studio Jakarta, Bp. Sardi. Sementara ibunya, Hadidjah merupakan aktris Indonesia di era tahun 1940-1970.
Tahun 1952 Sekolah Musik Indonesia (SMIND) dibuka, dengan persyaratan menerima lulusan SMP atau yang sederajat. Pada tahun 1952, Idris Sardi baru berusia 14 tahun, sehingga ia belum lulus SMP, namun karena permainannya yang luar biasa ia bisa diterima sebagai siswa SMIND tersebut. Bersama temannya yang juga pemain biola, Suyono (almarhum).
Pada orkes siswa SMIND pimpinan Nicolai Varvolomejeff, tahun 1952 Indris yang masih memakai celana pendek dalam seharian duduk sebagai concert master pada usia 14 tahun, duduk bersanding dengan Suyono. Rata-rata siswa SMIND berusia di atas 16 tahun. Guru biola Idris waktu di Yogyakarta (1952-1954) adalah George Setet, sedangkan pada waktu di Jakarta (setelah 1954) adalah Henri Tordasi. Kedua guru orang Hongaria.
Ketika M. Sardi meninggal, 1953, Idris dalam usia 16 tahun harus menggantikan kedudukan sang ayah sebagai violis pertama dari Orkes RRI Studio Jakarta pimpinan Saiful Bahri. Pada tahun 60-an, Idris beralih dari dunia musik biola serius, idolisme Heifetz, ke komersialisasi Helmut Zackarias.
Iskandar Widjaja (lahir di Berlin, 6 Juni 1986; umur 30 tahun) adalah seorang pemain biola asal Jerman dan pemenang berbagai kompetisi internasional. Dia adalah cucu musisi Indonesia Udin Widjaja yang sangat terkenal di era Presiden Soekarno karena lagu-lagu gubahannya. Dia memiliki darah Tionghoa Medan dari Ibunya (Chin Widjaja) dan Belanda-Arab-Maluku dari Ayahnya (Ivan Hadar). Dia memulai berlatih piano sejak berusia tiga tahun setelah ia dan ibunya menyaksikan sebuah konser musik klasik anak-anak di Jerman. Iskandar Widjaja mulai bermain biola sejak usia 3 tahun setelah ia dan ibunya melihat konser musik. Usai mendapatkan biolanya, Iskandar Widjaja belajar bermain biola dengan teknik Suzuki di bawah ajaran Susan Mann. Teknik Suzuki adalah metode belajar instrumen musik yang mengacu pada pengajaran Dr Shinichi Suzuki, pebiola dan pendidik musik, Yaitu belajar seperti mempelajari bahasa ibu. Beranjak remaja, Iskandar Widjaja diterima sebagai siswa termuda di Collage if Music, Berlin. Setelah lulus, Iskandar Widjaja melanjutkan ke University of the Arts di Berlin. Kepiawainnya bermain biola membuatnya meraih banyak penghargaan bergengsi. Sebut saja medali emas dalam First International Hindemith Violin Competition, dan First Prize dalam the German National Competition "Jugend musiziert". Dia juga meraih "Best Bach" dan "Best Beethoven" sonatas di the XXI Concorso Violinistico Internazionale Andrea Postacchini dan masih banyak lagi. Di usia yang masih muda, prestasi pria kelahiran Jerman, 6 Juni 1986 ini sudah mendunia. Prestasi itu pulalah yang mengantarnya tampil di pergelaran di seluruh dunia. Seperti tampil di the Sydney Symphony Orchestra, the Dubrovnik Symphony Orchestra, the Sinfonieorchester Berlin, the Orchestre de la Suisse Romande. Belum lagi festival-festival kelas atas seperti "Kissinger Summer", "Valdres Sommersymfoni", "Festival de St. Prex", "Music Festival Phnom Penh" dan "Keshet Eiolon".
, atau biasa dipanggil Icha (lahir di Jakarta, 28 April 1999; umur 17 tahun) adalah seorang pemain biola asal Indonesia. Gadis ini memang telah memiliki minat pada biola sejak usia dua tahun. Clarissa meminta sendiri kepada orang tua nya untuk mengkhursuskan Icha bermain biola. Dia pun mulai belajar memainkan biola sejak usia 4 tahun. Hasilnya, Icha benar-benar berhasil menunjukkan prestasinya di dunia tersebut. Di Usia 5 tahun Icha berhasil meraih Juara I Kids Talent Contest, dan pada usia 6 tahun mulai mempersiapkan diri untuk membuat album pertamanya.
Pada usia delapan tahun, Icha telah meluncurkan album perdananya yang berjudul "8" yang dirilis pada tanggal 8 Maret 2008. Di album pertamanya ini Clarissa memadukan permainan biolanya dengan beberapa jenis musik seperti jazz, dangdut, dan pop. Album yang berisi 11 lagu ini 10 di antaranya adalah berupa musik instrumental dengan alunan biola buah gesekan dari tamara sedangkan lagu yang berjudul “kring – Kring Halo” dinyanyikan sendiri oleh Clarissa. Album yang digarap selama 2 tahun ini melibatkan beberapa musisi seperti Tamam Hoesein, Henry Lamiri, Marcel Aulia, Indro Hardjoko dan Uce Haryono. Satu tahun setelah album pertama Clarissa direales Clarissa berhasil meraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia 2009 sebagai "Artis Terbaik" dan "Karya Produksi Terbaik" dalam bidang World Music/Instrumentalia. Dan pada Desember 2009 Clarissa meriliskan album keduanya yang berisi lagu - lagu natal dan berjudul "9 Gift of Christmast".
Di usianya yang ke 14, Clarissa Tamara membuktikan talentanya pada tanggal 15 Juni 2013 dengan mencatat Rekor Dunia pada badan Record Holder Republic sebagai Pemain Biola Tercepat memainkan lagu Flight of The Bumblebee dengan kecepatan 273 bpm (beat per minute)dalam waktu 49,42 detik
(lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, 24 Agustus 1972; umur 44 tahun) adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal sebagai musisi yang tergabunng dalam grup musik Arwana. Selain bermain untuk grupnya, Hendri juga mendukung banyak musisi dan penyanyi antara lain Erwin Gutawa, Chrisye, KLa Project, Mus Mujiono, Ika Ratih Poespa, Clarissa Tamara, Duo Ratu, dan lain-lain. Dia juga terlibat dalam penggarapan ilustrasi musik sejumlah film.
Hendri Lamiri lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, 24 Agustus 1972. Sejak usia muda, Hendri sudah mengakrabi dunia kesenian, utamanya musik, dengan menggeluti alat musik biola. Namun dia juga menguasai alat musik lainnya.
Itulah pemain biola terbaik asal Indonesia. Semoga Bermanfaat.
10 Pemain Biola Paling Terkenal Sepanjang Masa
London - Mereka tak hanya cantik, tapi juga piawai bermain biola (violin). Inilah para pemain biola cantik yang bikin musik klasik makin asyik dinikmati.
Selain lirik yang indah dan juga suara yang merdu merupakan cara instrumen guna menciptakan lingkungan yang menarik. Hanya musisi profesional yang mampu menciptakan sesuatu yang baik dan manis untuk pendengar. Dengan berlalunya waktu, berbagai alat musik telah diciptakan untuk memberikan keunggulan di industri musik seluruh dunia. Salah satu alat musik tersebut adalah biola, tidak ada kekurangan dari alat musik ini tapi apa yang membuatnya istimewa adalah orang yang menggunakannya untuk memproduksi beberapa musik dan suara.
Hilary Hahn mulai bermain biola beberapa bulan sebelum ulang tahunnya ke-4 di Suzuki Program Baltimore Peabody Conservatory. Dia adalah peserta reguler dari kelas Suzuki. Dari 1984-1989, ia belajar di Baltimore dengan bimbingan Klara Berkovich. Pada tahun 1990, pada usia 10, Hahn mendapat tiket masuk di Curtis Institute of Music di Philadelphia di mana ia belajar di bawah pengawasan Jascha Brodsky selama lebih dari 5 tahun. Pemain biola yang indah ini belajar Études dari Kreutzer, Sevcik, Gaviniès, Rode, dan Caprices Paganini. Juga dia punya keahlian melakukan 25 concerto biola yang berbeda, dan program resital.
Sarah Chang memiliki sejarah tampil dengan beberapa kelompok terkenal seperti Los Angeles Philharmonic, NHK Symphony Orchestra of Tokyo, Hong Kong Philharmonic Orchestra, Bayerische Rundfunk Orchestra, Washington National Symphony Orchestra, dan Oslo Philharmonic. Dia dikenal sebagai pemain biola ahli di zamannya. Dia belajar bermain biola pada usia dini saat umur 16 tahun. Dia adalah seorang ahli Pittsburgh Symphony Orchestra, Melbourne Symphony, Orchestre de la Suisse Romande, dan Honolulu Symphony.
Maxim Vengerov lahir pada 20 Agustus 1974 di Novosibirsk, Rusia. Dia mulai belajar biola pada usia 5 tahun dari Zakhar Bron. Pada tahun 1984, Maxim bepergian ke luar negeri untuk berpartisipasi dalam kompetisi internasional. Dia adalah pemenang International Karol Lipinski. Maxim telah dikenal sebagai salah satu perfeksionis biola sepanjang masa.
David lahir pada tahun 1908 hingga wafat tahun 1974. Pemain biola Rusia ini dikenal di seluruh dunia dengan gaya yang unik saat pertunjukkannya. Dia sering menggunakan alat perekam apapun untuk merekam pertunjukkannya, salah satu pertunjukkkannya yang terkenal adalah Concerto Tchaikovsky. David salah satu teman terdekat dari komposer favorit rusia Prokofiev, Shostakovich, Khachaturian dan Glazunov.
Dia memiliki teknik yang oriental dan berkualitas tinggi sehingga membuatnya diakui di seluruh dunia. Ia lahir pada tahun 1891, dan belajar bermain biola di Imperial Academy of Music di Odessa, Ukraina. Di usianya yang ke 11, Mischa menciptakan ratusan ketukan, dan menulis berbagai potongan yang sulit seperti Wieniawski Second Concerto. Dia berlatih selama beberapa tahun sampai ia mendapat pegangan penuh, dan ini yang membuatnya tampil baik di berbagai konser.
Ole Bull umumnya dikenal sebagai orang India, tapi dia sebenarnya seorang keturunan Inggris dari Norwegia. Ia lahir pada tahun 1810 dan meninggal pada tahun 1880. Sepanjang masa mudanya di habiskan untuk belajar bermain biola. Dia ingin menjadi seorang perfeksionis seperti Franz Liszt, Clara, dan Robert Schuman, Felix Mendelssohn dan lain-lain. Jadi untuk mewujudkan impiannya dia bergabung dengan berbagai lembaga, dan pada akhirnya datang sebagai seorang profesional dengan khas gaya bermain biola.
Sejauh ini, Jascha Heifetz adalah salah satu pemain terbesar era modern. Lahir pada tahun 1901, dan meninggal pada tahun 1987, ia adalah salah satu pemain biola paling terkenal sepanjang masa. Ia bermain untuk Tchaikovsky Violin Concerto, dan pada rekamannya Zigeunerweisen menampilkan kesempurnaan seorang Jascha. Ia dikagumi karena gaya mengesankan bermain biola, dan kualitas nada yang luar biasa, namun sebagian karya besarnya cukup sulit dimengerti bagi pemain biola baru.
George Bernard Shaw dikritik karena gaya hidupnya, tapi ia meninggalkan semua kritik di belakang dan fokus pada belajar biola. Ia lahir pada tahun 1844, dan meninggal pada 1908. Gaya tertinggi bermain biolanya, serta rekaman tabung silinder, dari sekitar 1904, termasuk Zigeunerweisen masih diingat oleh pemain biola saat ini. Dia juga berlatih memainkan alat musik lain seperti piano dan drum.
Ia lahir pada 1653, dan telah membuat tempat khusus dalam dunia musik. Arcangelo mendapat pelatihan bermain biola dari Corelli. Teknik yang digunakan untuk memainkan instrumen itu berbeda dari penggunaan jari-jemari pada umumnya, membentuk postur yang membungkuk. Dia mendapat ketenaran di seluruh Eropa. Dia menciptakan potongan asli bagi masyarakat, dan bukan pengikut kunci nada D pada senar tertinggi.
1. Anne Sophie Mutter
Anne Sophie Mutter lahir di Rheinfelden, Jerman. Dia mulai bermain piano pada usia lima tahun. Dia di ajar oleh Erna Honigberger, mahasiswa Carl Flesch. Ketika Honigberger meninggal, Anne melanjutkan studinya dengan Aida Stucki di Winterthur Conservatory. Dia telah menerima beberapa penghargaan untuk keterampilan bermain biolanya yang sangat indah. Dia diundang oleh Herbert von Karajan untuk bermain dengan Berlin Philharmonic. Pada tahun 1977, ia memulai karirnya di Festival Salzburg dan dengan England Chamber Orchestra di bawah bimbingan Daniel Barenboim. Dari sanalah dia mulai menjadi terkenal.
Sumber : http://www.rangking10.com/2014/09/rangking-10-pemain-biola-paling.html
Halaman ini berisi artikel tentang penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA yang saat ini hanya diberikan untuk pemain wanita saja, sebelumnya juga diberikan kepada pemain pria. Untuk penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA terbaru untuk pemain pria, lihat
Pemain Terbaik Dunia FIFA (bahasa Inggris: FIFA World Player of the Year) merupakan penghargaan sepak bola yang diberikan kepada pemain yang terpilih sebagai yang terbaik di dunia oleh pelatih dan kapten tim internasional. Penghargaan ini mulai dianugerahkan pada tahun 1991 sebagai penghargaan untuk pemain pria terbaik di dunia. Pemilihan dilakukan dalam sistem voting berdasarkan voting posisi, setiap pelatih memiliki tiga suara, bernilai lima poin, tiga poin dan satu poin, dan pemenang ditentukan berdasarkan jumlah poin.
Para pemain Brasil yang berbasis di Eropa telah mendominasi penghargaan, memenangkan 8 dari 18 kali penganugerahan, negara kedua terbanyak Prancis, yang menang tiga kali. Dalam hal jumlah pemain yang telah menerima penghargaan, Brasil memimpin dengan lima paghargaan, diikuti oleh Italia dan Portugal dengan masing-masing dua kali.[1][2]
Pemenang termuda penghargaan ini adalah Ronaldo, yang memenangkannya pada usia 20 pada tahun 1996.[3] Ia memenangkannya lagi pada tahun 1997 dan 2002. Baik Ronaldo dan Ronaldinho menang dua kali berturut-turut. Ronaldo dan Zinedine Zidane memenangkan penghargaan ini tiga kali. Pemenang tertua adalah Fabio Cannavaro, yang berusia 33 tahun ketika ia memenangkan penghargaan ini pada tahun 2006.[4]
Pada tahun 2010, Pemain Terbaik Dunia FIFA dan penghargaan Ballon d'Or–nya France Football digabung dan pemain pria terbaik di dunia sejak saat itu dianugerahi penghargaan FIFA Ballon d'Or setiap tahunnya.[5]
Sebuah penghargaan terhadap pemain perempuan ditambahkan pada tahun 2001. Penghargaan perempuan memiliki pemenang individual lebih sedikit. Sejauh ini, hanya lima pemain yang telah memenangkan penghargaan. Hanya pemenang tahun 2011 Homare Sawa dan pemenang tahun 2012 Abby Wambach yang hanya memenangkan satu penghargaan ini. Marta telah menang lima kali berturut-turut, Birgit Prinz menang tiga kali berturut-turut, dan Mia Hamm menang dua kali berturut-turut. Pemenang tertua adalah Sawa, yang berusia 33 ketika dia memenangkannya pada tahun 2011. Pemenang termuda adalah Marta, yang menang pada tahun 2006 pada usia 20.
Itzhak Perlman memiliki banyak penghargaan
Perlman telah memenangkan 16 Penghargaan Grammy, penghargaan pertamanya adalah pada tahun 1977, untuk Penampilan Solois Instrumental Terbaik (dengan orkestra) dari The Four Seasons karya Antonio Vivaldi. Tahun berikutnya, dia menerima dua lagi, dan pada 1980, dia menerima empat Grammy. Dia sudah memiliki 10 Grammy pada tahun 1986, ketika Presiden Ronald Reagan memberinya Medal of Liberty.
Selama tahun 1990-an, Perlman juga menerima empat Emmy, untuk program musik seperti film dokumenter PBS Fiddling for the Future dan In the Fiddler's House (yang terakhir mengeksplorasi kontribusi Perlman pada musik klezmer). Pada tahun 2005, Perlman menerima Golden Plate Award dari American Academy of Achievement, dan segera setelah itu dia menerima Grammy Lifetime Achievement Award.
Akan tetapi, Perlman tidak membatasi dirinya pada penghargaan musik. Dia juga terlibat dalam dunia akademik, ia memberikan kontribusi pada sektor-sektor seperti filsafat dan sains. Pada tahun 2002, dia menjadi anggota terpilih dari American Academy of Arts and Sciences, dan dia juga anggota American Philosophical Society.
Perlman juga memiliki gelar kehormatan dari universitas Harvard, Yale, Brandeis, dan Roosevelt, serta gelar doktor kehormatan di Juilliard School, yang pernah membentuk masa depannya sebagai musisi terkenal dunia.
Menyukai biola di usia 3 tahun
Seperti yang dilaporkan Britannica, saat Itzhak Perlman baru berusia 3 tahun, ia mendengar suara biola di radio, dan langsung jatuh cinta. Menyadari hal tersebut, orang tuanya mendaftarkannya ke sekolah musik. Disinilah Perlman mulai berlatih biola. Lalu, dengan bertambahnya usia, Perlman mendaftarkan diri di Akademi Musik Tel Aviv, dan mengadakan konser pertamanya saat berusia 10 tahun.
Seperti yang diakui Perlman sendiri dalam film dokumenter berjudul Itzhak tahun 2017, "Menurut saya yang membuat orang ingin memainkan alat musik adalah apa yang mereka dengar di kepala, mereka menyukai suaranya." Perlman akhirnya menurunkan hal ini kepada putrinya sendiri yang sangat menyukai bunyi seruling.
Pemenang berdasarkan klub
*Pemain adalah anggota klub untuk paruh kedua tahun kalender (Paruh pertama musim baru - Agustus hingga Desember) **Pemain adalah anggota klub untuk paruh pertama tahun kalender (Paruh kedua musim - Januari hingga Mei) ***Pemain pensiun ditengah jalan tahun kalender jadi ia adalah anggota klub hanya untuk paruh pertama tahun kalender (Paruh kedua musim - Januari hingga Mei)
Pemenang berdasarkan pemain
Itzhak Perlman Virtuoso biola Israel, konduktor, dan master-instruktur. Ia secara luas dianggap sebagai salah satu virtuosi biola terkemuka abad ke-20. Perlman lahir di Tel Aviv, dalam apa yang akan segera Israel, di mana ia pertama kali menjadi tertarik pada biola setelah mendengar pertunjukan musik klasik di radio. Ia belajar di Akademi Musik di Tel Aviv sebelum pindah ke Amerika Serikat untuk belajar di Juilliard School dengan pedagog biola besar, Ivan Galamian, dan Dorothy DeLay asistennya. Perlman dikontrak polio pada usia empat. Dia membuat pemulihan yang baik, belajar berjalan dengan menggunakan kruk. Hari ini, ia umumnya menggunakan kruk atau Amigo POV / Scooter untuk mobilitas dan memainkan biola sambil duduk.
Jika kamu menyukai musik klasik, jazz, atau klezmer, kamu mungkin pernah mendengar tentang Itzhak Perlman. Sedikit informasi, Itzhak Perlman pernah memenangkan 16 Grammy Awards, Presidential Medal of Freedom, dan segudang penghargaan lainnya. Dia adalah salah satu pemain biola kontemporer terhebat (yang telah berkecimpung dalam banyak instrumen) dan seorang guru yang sangat menginspirasi, baik dalam musik maupun kehidupan pribadinya.
Masa kanak-kanaknya sangat sulit, ia mengejar mimpinya dengan penuh pengorbanan, melawan bias disabilitas, dan memilih untuk menginspirasi orang lain melalui kecintaannya pada musik. Yuk, mari kita jelajahi fakta tentang pemain biola terkenal Itzhak Perlman.
Pemenang berdasarkan pemain
Itzhak Perlman terjangkit polio di usia 4 tahun
Sayangnya, di usia 4 tahun, Itzhak Perlman terjangkit polio. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, polio adalah virus yang paling banyak menyerang anak kecil. Penyakit ini menyebar dari usus ke sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan jika tidak ditangani. Sedihnya, Perlman tidak mendapatkan perawatan yang tepat, karena bukan tenaga medis yang menanganinya melainkan pengobatan dari tabib.
Perlman lahir pada 31 Agustus 1945 di Tel Aviv, yang saat itu masih menjadi bagian dari Palestina. Saat dia terjangkit polio, Israel baru saja mendeklarasikan kemerdekaannya, sebagaimana yang dilaporkan History. Oleh karena itu, situasi ekonomi dan perawatan medis pada tahun 1949 kurang optimal.
Jadi, tidak mengherankan jika Perlman menjadi sasaran ritual keagamaan, yang tidak mengerti tentang penyakit polio tersebut. Akibatnya, dia mengalami cacat permanen di kedua kakinya, tetapi karena hal ini, dia lebih termotivasi untuk menjadi pemain biola yang hebat.
Orang tua Itzhak Perlman sangat mendukung minat dan bakat anaknya
Kehidupan orang tua Perlman cukup sulit. Dilansir Encyclopedia.com, ibu dan ayah Itzhak beremigrasi dari Polandia ke Israel pada tahun 1930-an, mereka bertemu dan menikah di Tel Aviv, yang masih menjadi milik Palestina pada pertengahan tahun 1940-an.
Selama ini, orang tuanya melakukan segudang pekerjaan sambilan untuk mendukung putra mereka menjadi seorang musisi. "Ayah saya melakukan apa saja untuk mencari nafkah, dia belajar bagaimana menjadi tukang cukur dan mencuci pakaian tetangga. Mereka menyesuaikan apa yang mereka lakukan untuk mencari nafkah dengan apa yang harus mereka lakukan untuk saya," ungkap Perlman dalam film dokumenternya.
Melalui beasiswa America-Israel Cultural Foundation, Perlman dan orang tuanya pindah ke New York. Orang tua Perlman semaksimal mungkin mendukung karier putra mereka di industri musik. Orang tuanya tidak ingin melihat Perlman merasa pesimis karena kelumpuhan yang dialaminya, oleh sebab itu, mereka mencoba mencari peruntungan mereka di Amerika Serikat, dan siapa sangka, usaha itu berhasil.